Datang seorang laki laki kira2 berumur 50 tahun.
Dari cara berjalan yang agak pincang, dan postur tubuh yang tidak bisa tegak serta posisi mulut dan bibir yang kurang simetris bisa ditebak bapak ini terkena stroke.
Dia duduk didepanku
Aku pun menyapa dengan sesopan mungkin, kenapa.... karena orang yang terkena stroke biasanya emosinya lebih labil dibanding orang yang tidak kena stroke....
Diapun memperkenalkan diri dan mulai bercerita tentang keluhannya...
"Saya kena stroke sudah lama dok, kira kira sudah tiga tahun Saya dulu bekerja di perusahaan, posisi saya sudah lumayan dok, gaji sudah cukup untuk makan dan lain lain.Tapi dok... sejak saya kena stroke, saya sudah tidak bisa bekerja lagi, saya di PHK, denganuang pesangon yang lumayan juga, tapi karena kebutuhan yang semakin besar dan saya sudah tidak bisa bekerja lagi uang pesangon saya sudah menipis."
Matanya mulai berkaca-kaca.
"Saya sudah coba buka usaha dengan sisa uang pesangon itu, namun usaha saya gagal dok, jadi hanya kembali modal saja"
"Keluarga ada berapa pak?" tanyaku
"Isteri ada dok, dia bekerja sebagai guru di SMP, anak saya 2 yang besar sudah kuliah yang kecil masih SMA kelas 2"
"Ada yang bisa saya bantu pak" tanyaku lagi.
Sambil berbisik..... bapak itu mulai melanjutkan ceritanya
"begini dok" sambil melihat kanan kiri seolah-olah takut ada orang yang mendengarkan.
"Ini rahasia dok ya... dokter jangan cerita ke siapa siapa.." pintanya
"Iya pak saya jamin, tak ada yang tahu tentang masalah bapak" aku berusaha meyakinkan.
"Saya itu lagi pusing dok, susah tidur, pikiran tidak tenang, setiap malam saya sering ngalamun sendiri" sambil dia menggeleng2kan kepalanya, spertinya ada sesuatu yang teramat berat yang dia pikirkan.
Aku hanya bisa menunggu.
"Silakan kalau mau dilanjutkan pak, saya siap mendengarkan" pintaku
"Saya kemarin melihat isteri saya dibonceng oleh laki-laki lain saat berangkat ke kantor" mulai terisak
"Saya tahu sebenarnya laki laki itu sudah lama naksir isteri saya, tapi karena saya masih sehat dia tidak berani main2 dengan saya, tapi sekarang saat saya sakit seperti ini dia berani memboncengin isteri saya"
"Bapak sudah bicara dengan isteri bapak?" tanyaku
"Sudah dok, dia bilang katanya hanya berteman, tapi saya ga percaya dok... karena sudah tiga kali ini saya melihatnya, dia boncengan dengan laki2 itu"
Aku terdiam... ini kasus baru yang aku hadapi... biasanya ibu2 yang dimadu yg aku hadapi, tapi ini laki2 yg mungkin dimadu...... pusiiinngggg.... cari strategi.
"Saya sudah bicara dengan isteri... jangan coba2 boncengan dengan laki2 itu lagi.. kalo nekad kamu akan saya bunuh..... saya sampai mengancam seperti itu dok,,,, tapi isteri saya tetap nekad"
"Bapak sudah bicara dengan keluarga bapak?"
"Keluarga saya ga ada yang mbelain saya dok.... semua malah pada mbelain isteri saya.... mereka kampret semua dok.." bapak itu mulai mengumpat pertanda ada kemarahan yang besar dalam hatinya.
"Seterusnya bapak ada rencana apa?" tanyaku
"Saya belum tahu dok... mungkin dokter yang bisa bantu saya menyelesaikan masalah ini"
Duar....duar...duar..... geledek berkecamuk..... tambah puuusssiiinnggg......
"Saya bisa memahami cerita bapak dan saya juga bisa memahami apa yang bapak rasakan saat ini" aku mencoba untuk memberi kepercayaan lebih pada bapak ini, dan mencoba menggali lebih dalam hubungan antara klien dan konselor.... (be...... konselor..... keren amat,,,)
teknik konseling yang diajarkan oleh dr yusni SpKJ mulai diterapkan... . jreng.......
"Saya siap membantu bapak" aku meyakinkannya.... padahal kepala ikut nyut2an...
"Terimakasih dok" katanya...... (padahal belum ngapa-ngapain).
"Dokter sudah mau mendengarkan saya, mungkin kemarin itu saya nanyanya sambil emosi, jadi isteri saya menjawabnya juga dengan emosi, coba nanti saya bicarakan lagi dok"
Nah...loooo.... malaikat mana yg membisikinya... tiba-tiba langsung jinak kaya gini....
"Dok saya minta obat saja biar bisa tidur" pintanya
"Ya pak, nanti kalau bapak mau konsultasi lagi silakan datang, saya siap membantu"
kemudian aku menuliskan resep untuk diambil di apotek. Bukan resep obat tidur tentunya tapi vitamin aja. he..he... bohong demi kebaikan ga pa pa kaaaan.......
Sebulan setelahnya di kembali lagi dengan senyuman................
Ini hanyalah sepenggal kisah dari sekian banyak masalah yang dihadapi klien yang begitu beragam. apa yang bisa kita petik dari tulisan diatas?
1. Membina hubungan komunikasi yang baik dengan klien
2. Klien kadang2 hanya butuh didengarkan, karena ditempat lain tidak ada yg mau mendengarkan
3. Sebagai konselor jangan pernah berpikir sebagai pemecah masalah, karena pemecah masalah terbaik
adalah si pasien sendiri, konselor hanya sebagai pemandu saja kalau sangat mendesak hanya sebatas
memberikan alternatifnya saja.
4. Konselor jangan pernah menghakimi pasien, karena konselor memang bukan hakim. Biarlah pasien yang
tahu sendiri dia ada di posisi yang mana.
Semoga bermanfaat....
Sumber gambar: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTLqiPAGY1fVYyNjyMUs-2EtslI2Lud1ZAP6u00N8-eKlMdz9ZxTg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar