Rabu, 19 Maret 2014

Teknik dan Keterampilan Umum dalam Konseling


 

Teknik dan Keterampilan Umum dalam Konseling

Konseling merupakan hubungan komunikasi antarpribadi antara konselor dan klien yang bersifat psikologis. Di dalam proses konseling, keterampilan seorang konselor dalam merespon pernyataaan klien dan mengkomunikasikannya kembali sangatlah diperlukan. Agar proses komunikasi yang dimaksud dapat efektif dan efisien, maka konselor seyogyanya memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi.

Dalam proses wawancara konseling, konselor harus mampu menggali perasaan dan pikiran klien. Proses penggalian ini membutuhkan sebuah teknik khusus agar pertanyaan maupun pernyataan yang dilontarkan konselor kepada klien dapat menghipnotis klien untuk semakin terbuka. Ada seperangkat teknik yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam memberikan wawancara konseling. Dalam proses wawancara konseling, penguasaan terhadap teknik konseling merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan konseling. Seorang konselor harus mampu merespon klien secara baik dan benar sesuai dengan keadaan klien saat itu. Respon yang baik berupa pertanyaan maupun pernyataan verbal dan nonverbal yang dapat menyentuh, merangsang, dan mendorong klien sehingga mau terbuka untuk menyatakan secara bebas perasaan, pikiran, dan pengalamannya (Sopyan, S. Willis, 2004: 157)

Teknik-teknik wawancara konseling ini sebagai kegiatan operasional wawancara antara konselor dan klien. Teknik dalam wawancara konseling ada 2 jenis, yaitu teknik umum dan teknik khusus.

1.      Teknik  Rapport

Teknik rapport, yaitu suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuan utama adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor dan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Implementasi teknik ini di dalam wawancara konseling, yaitu :

·         Pemberian salam yang menyenangkan

·         Menetapkan topik pembicaraan yang sesuai

·         Suasana ruang konseling yang nyaman

·         Sikap yang ditandai dengan kehangatan emosi, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan klien, saling percaya, dan saling menghargai.

2.      Teknik mengulang kembali (restatement)

Teknik ini digunakan konselor untuk mengulang kembali pernyataan klien dengan maksud untuk memperjelas makna pesan/ pernyataan yang disampaikan oleh klien.

3.      Teknik menerima (acceptance)

Teknik ini digunakan konselor sebagai sikap menerima apa adanya keadaan klien. Tidak ada intepretasi tertentu terhadap kehadiran klien kepada konselor. Jadi tidak ada penilaian positif atau negatif kepada klien.

4.      Teknik menstruktur  (structuring)

Konselor menggunakan teknik ini dalam konseling untuk menstruktur pertemuan konseling. Ada 4 teknik penstrukturan, yaitu:

a.       Penstrukturan pembatasan peran (role limit)

Penstrukturan pembatasan peran ini dimaksudkan untuk menghindari peran diri yang tidak proporsional sehingga tidak menimbulkan kesan keliru bagi klien tentang peran konselor.

b.      Penstrukturan pembatasan  waktu (time limit)

Teknik ini digunakan konselor untuk mendorong klien menggunakan waktu konseling secara efektif, efisien tetapi produktif. Jika tidak dilakukan pembatasan waktu konseling bisa memakan waktu lama tetapi tidak ada hasil. Kondisi yang demikian sering membosankan.

c.       Penstrukturan pembatasan gerak (action limit)

Teknik ini digunakan oleh konselor membatasi gerak klien dalam konseling jika ada klien  yang emosional dan mengacau fasilitas ruang konseling.

d.      Penstrukturan pembatasan masalah (problem limit)

Teknik ini digunakan untuk membatasi masalah yang dikemukakan klien sehingga dua pihak menjadi fokus. Sebagai contoh, klien tidak bercerita tentang satu masalah saja tetapi banyak masalah yang tidak ada kaitannya antara yang satu sehingga membingungkan. Dala kondisi seperti itu konselor harus cermat mendengarkan dan menangkap mana masalah pokok yang harus dibahas.

5.      Teknik memantulkan perasaan (reflection of feeling)

Teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan klien. Memantulkan perasaan perasaan klien. Memantulkan perasaan tidak mudah, karena itu konselor perlu mengenal berbagai perasaan klien, agar tepat dalam memberikan respon. Kata kunci yang digunakan adalah sepertinya, nampaknya, kelihatannyam dan lain-lain. Perasaan klien dapat konselor lihat dari ekspresi maupun respon verbal atau nonverbal yang ditampilkan klien.

6.      Teknik Klarifikasi (clarification)

Teknik ini digunakan konselor untuk menyatakan makna pokok pernyataan klien yang cukup panjang.

Contoh :

Klien : “ Saya ingin melanjutkan sekolah saya ke jenjang Perguruan Tinggi. Keinginan saya itu telah direstui oleh ibu, tetapi ayah yang tidak menyetujuinya. Ayah ingin saya untuk belajar bekerja, dan ayah mengatakan tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan saya sampai ke perguruan tinggi.”

Konselor: “ Pada dasarnya ada silang pendapat antara ibu dan ayah kamu.”

7.      Teknik simpulan sebagian (summry)

Teknik yang digunakan konselor untuk membuat kesimpulan setelah klien menyatakan beberapa respon (verbal/nonverbal). Ini dilakukan agar konselor dan klien tidak segera melupakan pernyataan sebelumnya, sebelum melanjutkan ke pernyataan berikutnya. Teknik ini terutama dilakukan pada langkah sintesa.

Contoh :

Konselor : “Tadi kamu mengatakan bahwa tempat kos kamu sekarang tidak kondusif untuk belajar, teman-teman di kos selalu rebut, sehingga kamu berniat untuk pindah kos. Bukankah demikian ?”

8.      Teknik mendukung/ penguatan

Teknik yang digunakan konselor untuk memberikan dukungan kepada klien apabila pernyataan atau rencana-rencana klien dinilai oleh konselor cukup efektif, positif dan produktif. Penguatan yang diberikan oleh konselor bisa berbentuk penguatan verbal maupun nonverbal.

9.      Diam sebagai suatu teknik

Diam untuk menyatakan atau mempersilakan klien untuk terus melanjutkan pembicaraan atau empati terhadap ungkapan perasaan klien. Diam bukan berarti membiarkan klien. Diam adalah sikap menghargai.

Selain itu tidak jarang klien tiba-tiba diam (tidak bersuara) dalam klienng. Konseling yang diam memiliki banyak makna dalam konseling, yaitu :

a.       Klien dalam keadaan bingung.

b.      Klien menolak pembicaraan tertentu.

c.       Klien kehabisan kata-kata atau ide danragu-ragu mengatakan selanjutnya.

d.      Terlanjur mengatakan sesuatu yang sebelumnya tidak perlu disampaikan.

e.       Klien mengharapkan sesuatu dari konselor tapi konselor tidak memberikan.

f.       Klien sedang memikirkan apa yang akan dikatakan.

g.      Klien baru menyadari akan ekspresi emosional sebelumnya.

Agar klien tidak terdiam tiba-tiba dalam konseling, maka konselor seharusnya mendorong klien untuk segera merangkai kalimat, membantu klien merangkai kalimat yang hilang. Untuk itu konselor perlu mendengarkan secara aktif pernyataan klien dan memperhatikan secara utuh tampilan klien.  Selain itu konselor juga harus mengatur jalannya konseling supaya klien dapat mengikuti.

10.  Teknik konfrontasi

Tekik ini digunakan untuk mengembalikan keadaan klien pada posisi semula sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam konseling tidak jarang klien tidak konsisten, artinya menyatakan diri tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya (inkonsisten). Pernyataan yang satu bertentangan dengan pernyataan yang lain. Dalam keadaan demikian teknik konfrontasi sangat tepat digunakan oleh konselor.

11.  Teknik mengakhiri

Teknik ini digunakan untuk mengakhiri wawancara konseling. Pengakhiran ini dapat dilakukan dengan cara:

a.       Merangkum isi pembicaraan, merangkum dapat dilakukan konselor atau konselor bersama-sama klien.

b.      Mengatakan bahwa waktu sudah habis.

c.       Mengajak klien bertemu di waktu yang akan datang.

d.      Menunjukkan isyarat gerak ( seperti melihat jam tangan atau jam dinding)

e.       Berdiri

f.       Menekankan sekali lagi bahwa klien memiliki tugas untuk menindaklanjuti keputusan yang akan dilakukan dalam sebuah tindakan.


Sumber :  http://homecounseling.weebly.com/teknik-dan-keterampilan-konseling.html
gambar :  https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRm874E09RvHKINSddJyLZ0lrhB_WU7sXlAyb-ynSz_1KEBt83l

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL APA YANG ANDA INGINKAN