Senin, 17 Maret 2014

Sudah Gede kok Masih Ngompol....



MENGOMPOL adalah mengeluarkan urin (air seni) yang tidak disadari pada saat tidur. Nama lain dari ngompol dalam istilah medis adalah enuresis. Mengompol bukan hanya terjadi di malam hari, tetapi bisa juga pada siang hari. Mengompol pada siang hari disebut diurnal enuresis, sedangkan mengompol pada malam hari disebut nocturnal enuresis.

Mengompol adalah hal yang paling sering ditemui pada anak-anak, terutama pada anak laki-laki. Ini sering dijumpai pada anak berusia 2-5 tahun. Namun ada juga anak yang berusia 5 tahun ke atas yang masih ngompol, tidak terkecuali pada orang dewasa.

Daripada memarahi anak karena kebiasaannya mengompol, lebih baik cari tahu terlebih dahulu mengapa kebiasaan ini masih terjadi pada si kecil. Dari hasil penelitian, kebiasaan mengompol berhenti pada siang hari pada umur 1,5 – 2 tahun. Di umur 2,5 – 3 tahun anak berhenti mengompol pada malam hari. Jika usia si kecil sudah melebihi umur tersebut namun masih memiliki kebiasaan mengompol, ada beberapa penyebab kebiasaan mengompol yang perlu Anda ketahui, diantaranya :

1. Keturunan
Andrew Harper, MD, seorang professor of psychiatry dan behavioral sciences dari University of Texas Medical School di Houston mengatakan bahwa kebiasaan mengompol bisa didapat dari keturunan. Menurut data yang didapatkan, anak yang memiliki kebiasaan mengompol biasanya memiliki orang tua yang dahulu juga suka mengompol.

2. Gangguan perkembangan
Kebiasaan mengompol juga terjadi karena adanya gangguan perkembangan yang mencegah otak dan kandung kemih berkomunikasi secara efektif. National Institute of Diabetes and Digestive dan Kidney Diseases menyarankan orang tua untuk meminta bantuan dokter jika anak mereka yang berusia 7 tahun atau lebih masih memiliki kebiasaan mengompol dua sampai tiga kali seminggu.

3. Trauma emosional
“Kadang-kadang, mengompol terjadi pada anak yang memiliki kecemasan atau depresi atau mengalami masalah saat menghadapi perubahan besar dalam hidup,” kata dr Harper. Sebagai orang tua, dr Harper menyarankan agar mencari tahu perubahan apa yang terjadi pada si kecil.

4. Kondisi medis lainnya
Memeriksakan masalah mengompol ini kepada dokter bisa membantu Anda menganalisa apakah ada kondisi medis yang serius pada si kecil. Walau hal ini terbilang sangat jarang, mengompol bisa menjadi gejala diabetes meiiltus, infeksi saluran air kecil atau masalah ginjal seperti sembelit, cacing kremi atau masalah pernapasan.

Mengompol memang selalu menjadi hal yang diwaspadai oleh orangtua. Kekhawatiran inilah yang menyebabkan orangtua sering memarahi, memukul, ataupun menghukum anak-anak mereka. Tetapi ini bukanlah cara yang baik untuk memperbaiki kebiasaan anak, karena ini hanya akan menyakiti dan akan semakin memperbesar masalah mengompol sang anak.

Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan tersebut :
1. Hindari memberikan minuman yang banyak kepada anak 1 jam sebelum tidur.
    Teh manis ataupun       minuman dingin lainnya adalah minuman yang akan memudahkan untuk buang air
     kecil.
2. Biasakan untuk mengajak anak untuk buang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur secara rutin.
    Hal ini akan mengurangi jumlah urin yang terdapat di dalam kandung kemih pada saat tidur.
3. Memberikan hadiah kepada anak sebagai suatu motivasi untuk mencegah tidak terulang kembali
    kebiasaan tersebut.
4. Berlatih untuk menahan kencing.
    Ini akan membantu kandung kemih untuk menampung lebih banyak urin, sehingga akan menyadarkan
    si anak akan sinyal dari kandung kemihnya.

Jika cara di atas tidak mampu mengubah kebiasaan si anak, maka cara lain yang bisa digunakan adalah dengan memberikan desmopressin ataupun imipramine.
Desmopressin adalah obat untuk mengurangi jumlah urin (air seni).
Sedangkan imipramine adalah obat untuk mengurangi jumlah urin serta obat antidepresi.
Untuk mengonsumsi kedua jenis obat tersebut, ada baiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Hal yang perlu diketahui orangtua adalah bahwa ngompol adalah hal yang bisa disembuhkan dengan sendirinya. Kekerasan hanya akan memperburuk keadaan sang anak. Dengan memberikan nasehat secara baik kepada sang buah hati akan membantu memperkecil resiko mengompol dalam waktu singkat.



Sumber://www.tentangbunda.com/penyebab-kebiasaan-mengompol-pada-anak-dan-cara-mengatasinya.html#sthash.ubUZSaC7.dpuf
gambar : http://www.jamunusantara.com/wp-content/uploads/2014/01/ngompol.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL APA YANG ANDA INGINKAN